الاثنين، 11 يوليو 2011

Beriman kepada Hari Akhir


Khutbah Jumat, 27 Rabiul Akhir 1432 H / 1 April 2011 M
Beriman kepada Hari Akhir
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ, وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ أَحْكَمُ الحَاكِمِينَ وَهُوَ أَسْرَعُ الحَاسِبِينَ، القائلُ سبحانَهُ:] قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ[([1]) وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ وصفيُّهُ مِنْ خلقِهِ القائلُ صلى الله عليه وسلم :« مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُ رَأْيُ عَيْنٍ فَلْيَقْرَأْ إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ وَإِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ وَإِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ»([2]) اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ ونفسِي بتقوَى اللهِ جلَّ وعلاَ والعملِ ليومِ القيامةِ امتثالاً لقَولِهِ تعالَى:] يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لاَّ يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ[([3])

Kaum muslimin : Allah Swt berfirman : Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Az Zumar 68-70). Pada beberapa ayat diatas Allah mengingatkan kita tentang hari akhir, dan mengajak kita untuk berfikir pada hari itu bahwa manusia akan dikumpulkan semua,dari Aisyah RA berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Mereka dikumpulkan dalam keadaan bertelanjang kaki, bertelanjang badan dan dalam keadaan gelisah” Aisyah bertanya : dan Aku berkata ; wahai Rasulullah laki-laki dan perempuan salaing memandang satu dengan lainnya. Beliau menjawab : Perkaranya sangat dahsyat dan mereka tidak mempedulikan itu” (Bukhari 6527). Pada hari itu jarak matahari dengan kepada makhluk Allah sekitar satu mil, mereka mendapatkan kesempitan dan kesusahan yang tidak dapat ditanggungnya, Rasulullah Saw bersabda : “Manusia akan dikumpulkan yang terdahulu yang terakhir pada satu dataran, mereka mampu mendengar orang yang menyeru,dan mereka mampu melihatnya, matahari mendekat dan manusia mencapai kegundahan dan musibah yang tidak dapat ditanggung dan diembannya” (Bukhari 4712)


Hamba Allah : sesungguhnya beriman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun iman, tidak sah iman seorang hamba tanpanya, hal ini telah ditegaskan oleh Nabi Saw dalam wasiatnya kepada para sahabatnya seperti terdapat dalam sabdanya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hormatilah tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka sambunglah ikatan persaudaraannya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah baik atau diamlah” (Bukhari 6138), dan sabdanya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berlaku baiklah pada tetangganya” (Muslim 77). Maka iman kepada hari akhir dapat membangkitkan semangat pemiliknya dan menguatkan kemauannya untuk melaksanakan apa yang diwasiatkan oleh Nabi Saw tanpa bermalas-malasan atau pengunduran, dan Allah telah menegaskan bahwa beriman kepada hari akhir dapat membantu untuk bertauladan kepada Nabi Saw dan mengikutinya, firman Allah : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab 21)

Kaum muslimin : sesungguhnya beriman kepada hari akhir mempunyai pengaruh dan manfaat yang sangat nyata diantaranya adalah tuntutan untuk selalu taat kepada Allah dan menjauhi kemaksiatan, karena setiap amalan kecil atau besar tercatat dan akan dipertanggungjawabkan oleh seorang hamba, Allah berfirman : Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (Al Anbiya’47)

Dan diantara hal yang paling utama untuk mencegah seorang muslim untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah adalah dengan berfikir mengenai hari akhir ini, dimana hak-hak akan dikembalikan kepada pemiliknya pada hari itu, dan orang-orang yang meremehkan hak manusia dengan melanggar harta, jiwa dan kehormatannya akan mendapatkan balasan, dari Abi Umamah RA bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Barang siapa yang memutus hak seorang muslim dengan sumpahnya maka Allah telah mewajibkan neraka baginya dan mengharamkan surga kepadanya. Seseorang bertanya ; walaupun itu hal kecil Ya Rasulullah ? Beliau menjawab : walaupun sepotong kayu kecil” (An Nasa’i 5419)

Bertakwalah wahai hamba Allah dan introspeksilah dirimu sebelum diajukan kepada peradilan dan ketahuilah bahwa kita akan dimintakan pertanggung jawaban atas ucapan dan tindakan kita, maka hendaklah kita selalu berusaha mengerjakan hal yang bermanfaat bagi kita dan orang yang ada disekitar kita, dan hendaklah kita menjauh dari setiap tindakan yang membahayakan kita dan orang disekeliling kita, sebaik-sebaiknya seorang hamba adalah yang menjadi pembuka bagi kebaikan dan pencegah terhadap keburukan, Allah berfirman : Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (An Nisa’ 114)

Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang yang siap bekal untuk hari akhir dengan amalan shaleh, dan berilah kami keamanan pada hari yang telah dijanjikan itu, dan masukkanlah kami ke surga bersama orang-orang yang mendekatkan diri kepada-Mu, semoga Allah memberikan kami taufiq untuk mentaati-Nya dan mentaati orang yang diperintahkan untuk ditaatinya, sebagai pengamalan firman-Nya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).

نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ.

Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرِينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعِينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan ketahuilah bahwa beriman kepada hari akhir dapat menjadikan seorang muslim bahagia dan tenteram, dengan bersyukur kepada Tuhannya saat mendapatkan keluasan dan bersabar saat tertimpa musibah, dan berusaha memakmurkan akhiratnya, yaitu dengan menjalani hidup ini dengan berbuat kebajikan agar ia mendapatkannya disisi Allah kelak, shalatnya, ibadahnya, dzikirnya, pendidikan anak-anaknya, pergaulan dengan tetangganya, jual belinya, tugas dan pekerjaannya, bepergiannya dan dalam semua kondisinya adalah untuk memakmurkan akhiratnya, Allah berfirman : Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). (Al Baqarah 281)

عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ
تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([4]) وقالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([5]) اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ. اللَّهُمَّ  إنا نسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَكَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ والْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى، وَنسْأَلُكَ نَعِيمًا لاَ يَنْفَدُ وَقُرَّةَ عَيْنٍ لاَ تَنْقَطِعُ، وَنسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ، وَنسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَلا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اللهمَّ حبِّبْ إلينَا الإِيمانَ وزيِّنْهُ فِي قلوبِنَا، واجعلْنَا مِنَ الراشدينَ، اللَّهُمَّ اشفِ مَرْضَانَا ومرضَى المسلمينَ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا، اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد([6]) وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ، اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ ولاَ تجعَلْنَا مِنَ القانطينَ، اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([7]).    



([1]) التغابن :7

([2]) الترمذي: 3333.
([3]) لقمان : 33.
([4]) الأحزاب : 56 .
([5]) مسلم : 384.
([6]) تلفظ بالتسكين.
([7]) العنكبوت :45.

Berbuat baik kepada kedua orang tua

  
Khutbah Jumat, 13 Rabiul Awwal 1432 H / 18 Maret 2011 M
Berbuat baik kepada kedua orang tua
Khutbah Pertama

الحمدُ للهِ مِنَّةً وإِنْعاماً، أَمَرَ ببِرِّ الوالِدَيْنِ شُكراً وعِرفاناً، وأَشهدُ أنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وحدَهُ لا شَريكَ لَهُ الْقائِلُ:﴿ وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً﴾[1] وأَشهدُ أنَّ سيِّدَنا محمداً عَبدُ اللهِ ورسولُهُ تصديقاً واتباعاً، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
عبادَ اللهِ: أُوصيكُمْ ونفسِي بتقوَى اللهِ جلَّ وعلاَ:] يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُواْ اللَّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا[([2])

Kaum muslimin : ketahuilah bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan salah satu kewajiban agama dan dasar keimanan, Allah Swt menggandengkan antara ibadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Allah Swt berfirman : "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak (An Nisa’ 36). Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan akhlak para nabi, Allah memuji nabi Yahya AS dalam firman-Nya karena baktinya kepada kedua orang tuanya : "dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (Maryam 14). Begitu juga pujian ini dialamatkan kepada Nabi Isa AS, firman-Nya : "dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (Maryam 32).

Kaum mukminin : sesungguhnya berbakti kepada kedua orang tua merupakan sunnah yang tidak berubah dan tidak berganti, ia termasuk ketaatan yang paling besar, pendekatan kepada Allah yang paling agung, penyebab cinta Allah kepada hamba-Nya, penyebab sayang manusia kepadanya, dapat mengangkat derajat didunia dan akhirat, dan ia menjadi penyebab dilapangkannya rezeki dan dipanjangkannya umur, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits Rasulullah Saw : “Barang siapa yang mau dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung tali silaturrahimnya”(Ahmad 14164)

Ketahuilah wahai hamba Allah, sesungguhnya baktimu kepada kedua orang tuamu menjamin bakti anakmu kepadamu, dari Ibnu Umar RA berkata : Rasulullah Saw bersabda : ”Berbaktilah kalian kepada orang tua kalian, maka anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian" (At Thabrani (Al Awsath 1/299). Dan sesungguhnya andaikata pada bakti kepada kedua orang tua tidak ada kebaikannya, hanya saja pintu surga dan kenikmatan didalamnya cukup menjadi keutamaan terhadap perbuatan berbakti, dari Aisyah RA berkata : Rasulullah Saw bersabda : "Aku tertidur lalu aku melihat diriku berada di surga dan aku mendengar seseorang yang membaca, maka aku bertanya : siapakah ini ? mereka menjawab : ini adalah Haritsah bin An Nu'man. Rasulullah Saw bersabda : begitulah bakti, begitulah bakti". Dan ia (Haritsah bin Nu'man) termasuk orang yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. (Ahmad 25926). Maka perhatikanlah kalian betapa bakti kepada kedua orang tua telah membawa pelakunya masuk ke dalam surga.


Hamba Allah : sesungguhnya berbakti kepada kedua orang tua merupakan system kehidupan yang sempurna yang mencakup semua ragam kebaikan, kemakrufan dan kebajikan, bakti itu dapat berbentuk : memberi nafkah keduanya, berbicara dengan baik kepada keduanya, tawadhu' kepada keduanya, taat dan tidak berbicara lantang dihadapan keduanya, tidak menampakkan kemarahan kita dihadapan keduanya walaupun hanya dengan ungkapan ah, dan perbuatan lainnya yang mengandung arti penghormatan, pengagungan dan penghargaan terhadap keduanya, Allah Swt berfirman : " Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al Isra’ 23-24)

Kaum muslimin : barang siapa yang teledor dalam berbakti kepada kedua orang tuanya atau kepada salah satu dari keduanya, maka segeralah menyadari dan segera menyambung hubungan antaranya dan antara keduanya, dengan menunaikan hak-hak keduanya, terutama berterima kasih kepada keduanya atas lelah dan beban yang ditanggungnya demi anaknya, Allah Swt berfirman : "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, (Luqman 14)


Berterima kasih dan berbakti kepada keduanya dimasa hidup keduanya dapat berbentuk dengan menambah perbuatan baik kepada keduanya, atau dengan mengakui keteledorannya dalam menepati hak-hak keduanya bila ia memang seorang yang telah berlaku teledor. Dan bentuk bakti setelah keduanya wafat adalah dengan doa dan beristighfar untuk keduanya, menyambung silaturrahim keduanya, menghormati sahabat keduanya, melaksanakan wasiat kedaunya, menyebut kebaikan keduanya, melaksanakan amalan shaleh yang manfaat dan pahalanya dapat sampai untuk keduanya setelah keduanya wafat, seperti membangun masjid, menyediakan air minum, waqaf dan sedekah jariah lainnya yang pahala dan balasannya terus mengalir dengan izin Allah. Seorang dari Bani Salamah bertanya : wahai Rasulullah, apakah masih tersisa bakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal ? Beliau menjawab : ya, mendoakan keduanya, beristighfar untuk keduanya, menepati janji keduanya setelah keduanya wafat, menyambung silaturrahim untuk keduanya dan menghormati sahabat keduanya" (Abu Daud 5142)

Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk berbakti kepada kedua orang tua kita, dan semoga kita mendapatkan kehormatan disebabkan ridha dan cinta keduanya, dan semoga Allah memberikan kita taufiq untuk mentaati-Nya dan mentaati orang yang diperintahkan untuk ditaatinya, sebagai pengamalan firman-Nya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).

نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم
أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ.



Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Kaum mukmin bertakwalah kepada Allah dalam memperlakukan orang tua kalian dimasa hidup dan setelah wafat mereka, tunaikan hak-hak mereka maka kalian akan mendapatkan kemenangan, berlakulah baik kepada mereka maka kalian akan sukses dan selamat, berbaktilah kepada mereka maka kalian akan beruntung, minta ridha mereka maka kalian akan mendapat ridha Allah dan surga-Nya, dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Semoga terhina, semoga terhina, semoga terhina, dikatakan : siapa wahai Rasululllah ? Beliau menjawab : orang yang mendapati kedua orang tuanya telah tua salah satunya atau keduanya tapi dia tidak bisa masuk surga (Muslim 2551).

عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ
تَعَالَى:
]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وقالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]) اللهمَّ إنَّا نسألُكَ أَنْ تجعلَ صلواتِكَ وتسليماتِكَ وبركاتِكَ علَى حبيبِكَ ورسولِكَ سيدِنَا محمدٍ، وعلَى آلِهِ الأطهارِ الطيبينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ، اللَّهُمَّ آتِ نُفُوسَنا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاهَا، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، وَمِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا، اللهمَّ إنَّا نسألُكَ صِحَّةً فِي إِيمَانٍ، وَإِيمَانًا فِي خُلُقٍ حَسَنٍ، وَنَجَاحًا يَتْبَعُهُ فَلاَحٌ، وَرَحْمَةً مِنْكَ وَعَافِيَةً، وَمَغْفِرَةً مِنْكَ وَرِضْوَانًا، اللهمَّ حبِّبْ إلينَا الإيمانَ وزيِّنْهُ فِي قلوبِنَا، واجعلْنَا مِنَ الراشدينَ، اللهمَّ إنَّا نَسألُكَ مِمَّا سَألَكَ منهُ سيدُنَا مُحمدٌ صلى الله عليه وسلم ونَعُوذُ بِكَ مِمَّا تَعوَّذَ مِنْهُ سيدُنَا مُحمدٌ صلى الله عليه وسلم اللَّهُمَّ اشفِ مَرْضَانَا ومرضَى المسلمينَ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا، اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد([5]) وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ، اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ ولاَ تجعَلْنَا مِنَ القانطينَ، اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6]).





([1]) الأحقاف: 15            

([2]) النساء : 1.
([3]) الأحزاب : 56 .
([4]) مسلم : 384.
([5]) تلفظ بالتسكين.
([6]) العنكبوت :45.