الاثنين، 11 يوليو 2011

Kejujuran


Khutbah Jumat, 7 Sya’ban 1432 H / 8 Juli  2011 M
Kejujuran
Khutbah Pertama

الحمدُ للهِ ربِّ العالمينَ الذِِي أمَرَ بالصدْقِ وحثَّنَا أَنْ نكونَ مِنْ أهلِهِ، وأَشهدُ أنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وحدَهُ لا شَريكَ لَهُ، وأَشهدُ أنَّ سيِّدَنا محمداً عَبدُ اللهِ ورسولُهُ، الصادقُ الوعدِ الأمينُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فيَا عبادَ اللهِ أُوصيكُمْ ونفسِي بتقوَى اللهِ عزَّ وجلَّ فِي السرِّ والعلَنِ، قالَ تعالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ[([1]).
Kaum muslimin ; kejujuran merupakan budi pekerti yang merangkum semua kebajikan yang dapat mengantarkan ke pintu surga, maka tidak mungkin bertemu kebohongan dengan keimanan dalam hati seorang mukmin, Allah berfirman : “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (An Nahl 105). Rasulullah Saw bersabda : Seorang Mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat tercela, kecuali khianat dan dusta” (Abu Ya’la 1/152)

Boleh jadi seorang muslim itu penakut atau pelit akan tetapi ia tidak boleh berdusta, “Ditanyakan kepada Rasulullah Saw :  Mungkinkah seorang mukmin itu penakut ? Rasulullah Saw menjawab, “Ya.” Lalu ditanyakan lagi, mungkinkah seorang mukmin itu pelit ? Beliau menjawab, “Ya.” Dan ketika ditanya, “Apakah seorang mukmin bisa jadi pembohong?” Beliau menjawab, “Tidak.” (Malik 1829)

Kejujuran akan mewariskan cinta Allah, Allah telah memberitahukan bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan dan bermanfaat bagi seorang hamba pada hari kiamat kecuali kejujurannya, dan barang siapa menjadikan kejujuran sebagai perantaranya maka pialanya adalah ridha Allah, Allah Swt berfirman : “Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".(Al Maidah 119)

Pilar kejujuran dapat sempurna bila seorang hamba berlaku jujur kepada Tuhannya, kepada Nabinya, kepada dirinya dan kepada masyarakatnya, kejujuran kepada Allah terwujud dengan menyibukkan dengan ketaatan dan berserah diri kepada-Nya, dan kejujuran kepada Nabinya yaitu dengan bertauladan dan mengikutinya dengan sempurna, kejujuran terhadap dirinya yaitu dengan mengintrospeksinya agar diketahui keteledorannya, dan kejujurannya dengan masyarakatnya adalah dengan berlaku ikhlas dalam pekerjaan dan menjalankan tugasnya hingga dapat bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya, maka setiap bertambah kejujuranmu maka akan bertambah pula cintamu dan pemberianmu terhadap keluargamu dan masyarakatmu dan anda juga turut menjaga atas pencapaian dan kebaikannya sehingga tercipta ketentraman dan kemakmuran.

Hamba Allah ; sesungguhnya kejujuran itu terwujud dalam ucapan, perbuatan dan kenyataan, kejujuran dalam ucapan adalah dengan kelurusan ucapan, yaitu tidak berbicara kecuali dengan jujur walaupun saat bercanda, Rasulullah Saw bergurau akan tetapi Beliau tidak mengucapkan kecuali yang benar, sabdanya : “Aku pemimpin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun bercanda” (Abu Daud 4800)
Sedangkan kejujuran dalam perbuatan adalah dengan mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perintah dan mengikuti sunnah Nabi-Nya, dan sesuai dengan kebenaran baik lahir dan batinnya, maka tidak boleh batin bertentangan dengan lahirnya, karena bila demikian maka akan menghilangkan keberkahan dan pahala bagi pelakunya.
Dan adapun kejujuran dalam kenyataan adalah dengan perimbangan hati dan anggota badan dalam keikhlasan, dimana tidak ada pembangkit dalam gerak dan diam baginya kecuali hanya Allah semata, sabda Rasulullah Saw : “Hendaknya kalian berlaku jujur, sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu akan menuntun ke surga, dan seseorang akan senantiasa jujur dan berusaha jujur hingga ia dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur” (Muslim 2607)
Maka hendaknya seorang muslim selalu berusaha untuk jujur serta menanamkan dalam dirinya sifat tersebut sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah Saw, Khadijah menenangkan Rasulullah : “Berbahagialah demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakan engkau, sesungguhnya engkau jujur dalam ucapan dan menyambung tali silaturrahim” (Ahmad 26616)

Semoga Allah memberikan kita kejujuran terhadap-Nya dan semoga Dia menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang jujur dalam ucapan, tindakan dan kenyataan dan semoga Allah memberikan kita taufiq untuk mentaati-Nya dan mentaati orang-orang yang diperintahkan untuk ditaatinya, sebagai pengamalan dari firman-Nya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ
ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ
أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ،


Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Kaum mukminin ; sesungguhnya salah satu bentuk kejujuran adalah hendaknya seseorang jujur dalam bertaubat kepada Allah, karena sebesar itu kejujuran seorang hamba dalam taubatnya, sebesar itu pula Allah mengabulkannya, Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya” (At Tahrim 8). Yang dimaksud adalah : taubat yang jujur
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ
تَعَالَى:
]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2])
وقالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبينا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الإِيمَانِ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ، اللَّهُمَّ اهْدِنَا وَاهْدِ بِنَا، اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ، اللَّهُمَّ إنا نسْأَلُكَ نَعِيمًا لاَ يَنْفَدُ، وَقُرَّةَ عَيْنٍ لاَ تَنْقَطِعُ، وَنسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، اللَّهُمَّ إِنّا نَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([4]).



([1]) التوبة : 119.
([2]) الأحزاب : 56 .
([3]) مسلم : 384.
([4]) العنكبوت :45.

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق